Apa Yang Seharusnya Kita Ketahui Mengenai Orang Tak Dikenal
- Holinessa
- Jan 29, 2023
- 6 min read

Hallo teman-teman! Bagaimana kabarnya? Semoga kalian sehat-sehat ya di tengah musim hujan ini. Di kesempatan ini, aku akan membahas satu buku yang berjudul Talking To Strangers karya Malcolm Gladwell. Awalnya, buku ini aku beli sebagai bahan referensi di dunia kerjaku yang memang berhubungan dengan banyak orang tak dikenal.
Buku karya Gladwell sendiri masuk ke dalam International Bestseller. Secara mudahnya buku tersebut telah banyak dibaca oleh orang-orang namun predikat International Bestseller diperoleh jika memenuhi syarat yang diajukan oleh dunia kesustraan internasional. Buku karya Gladwell pertama kali diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2020 dan dicetak kembali tahun 2021. Buku talking to strangers memilki 403 halaman yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Buku tersebut dapat dibeli dengan harga Rp 98.000,00 (Sembilan Puluh Delapan Ribu Rupiah) dengan sinopsisnya:
Mengapa interaksi kita dengan orang tak dikenal sering kali keliru? Penghentian pelanggar lalu lintas rutin yang berakhir dengan tragedi. Mata-mata yang bertahun-tahun tak terdeteksi di tingkat tertinggi Pentagon/ mengapa kita sering kali keliru memahami orang lain? Mengapa sukar sekali mendeteksi kebohongan, membaca wajah, atau menilai motif orang yang tidak dikenal? Melalui serangkaian pertemuan dan kesalahpahaman dari sejarah, psikologi. Sampai kasus hukum terkenal-Malcolm Gladwell membawa kita dalam suatu petualangan intelektual ke sisi gelap hakikat manusia. Ketika orang tak dikenal ternyata tidak sederhana, dan kekeliruan membaca orang tak dikenal bisa diakibat bencana
Di awal mula buku, Gladwell mengangkat kasus Sandra Bland yang terjadi pada tahun 2015. Secara singkatnya, Bland berseteru dengan seorang polisi, Brian Encinia karena ia telah melanggar aturan lalu lintas namun tidak hanya berhenti sampai di situ perseteruan memuncak sampai akhirnya Bland terpaksa harus keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam sel tahanan karena dugaan telah melanggar petugas kepolisian. Setelah tiga hari lamanya berada di dalam sel, ia akhirnya mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Penulis memberikan sebuah pertanyaa, yaitu sebenarnya apa yang terjadi, apa yang perlu kita ketahui dengan Bland dan Encinia. Mereka berdua sama-sama tidak mengenal satu sama lain dan berinteraksi hanya pada saat Bland melakukan pelanggaran lalu lintas. Jawaban dari kasus tersebut akan diberikan di akhir buku, namun sebelum menjawab persoalan di atas Gladwell secara cerdas memaparkan kasus-kasus lain yang terjadi di dunia selain itu memberikan pesan tersirat dari kasus-kasus tersebut. Sehingga pembaca diakhirnya dapat lebih mudah dan menyadari bahwasannya untuk memahami orang tak dikenal tidak sesederhana yang kita fikirkan.
Menganggap Bahwasannya Semua Orang Yang Tidak Dikenal Itu Jujur
Sejujurnya aku sangat setuju dengan apa yang disampaikan Gladwell di dalam bukunya mengenai mengganggap bahwasaanya semua orang tak dikenal itu jujur. Karena berdasarkan pengalamanku pada saat usia remaja atau memasuki usia awal 20 tahun masih ‘naifnya’, aku beranggapan bahwa semua orang itu baik dan jujur.
Padahal, apa yang disampaikan oleh orang tak dikenal itu belum tentu sepenuhnya benar. Kekeliruan inilah, beranggapan orang tak dikenal itu jujur merupakan sebuah kesalahan. Kalian mungkin pernah dengar bahwasannya ada seorang anak yang diberikan permen oleh orang tak dikenal sebagai seorang anak yang masih belum mengetahui untuk tidak sepenuhnya percaya dengan orang tak dikenal, ia tidak tahu bahwa pemberian permen merupakan salah satu trik penculik untuk menculik. Selain itu, mungkin kalian pernah mendengar bahwasannya, seseorang yang menitipkan kopernya sebentar tahunya menghilang dan tidak kembali lagi. Tidak disangka-sangka ternyata koper tersebut berisikan obat-obatan terlarang!
Sama dengan kasus pelecahan yang dilakukan oleh seorang dokter tim senam nasional Amerika Serikat, Larry Nassar. Ia telah melakukan sejumlah pelecehan seksual kepada atlet-atlet senam yang mendatanginya. Yang membuat terkejut adalah bagaimana respon dari banyaknya orang tua korban yang tidak menanggapi serius dan tidak percaya terkait dengan pelecehan seksual yang dilakukan kepada anak mereka. Hal tersebut tentunya menuai pertanyaan, “Kenapa?” jawabannya adalah orang tua mengenal Nassar sebagai sosok yang jujur, ramah, dan baik hati sehingga mereka menolak berita pelecehan itu. Hal tersebut lah menjadi kesalahan. Mereka meragukan apa yang disampaikan anak mereka sendiri dan menilai orang yang mereka tak kenal itu lebih jujur dan baik. Sampai di sini, akan menjadi sebuah pembelajaran bagi kita juga untuk tidak langsung beranggapan mereka jujur, perhatikan, dengarkan apa yang orang tak dikenal sampaikan namun jangan diterima semuanya secara utuh!
Fikiran Kita Yang Terlalu Jauh Menafsirkan Orang Yang Tak Dikenal
Siapa yang tidak mengenal Hitler? Seorang politisi Jerman dan ketua partai Nazi. Diplomat, perdana Menteri Britania seperti Neville Chamberlain, Halifax, dan Henderson membujuk Hitler untuk tidak melakukan serangan. Mereka menilai Hitler berdasarkan apa yang mereka ingin tafsirkan, seperti Hitler merupakan seorang yang ramah, ia tegas, dan ia mau bekerja sama dengan tidak melakukan serangan. Namun? Apa jawabannya? Ternyata Hitler tetap melakukan serangan.
Dalam kasus ini, kita diajak untuk tidak terlalu menafsirkan orang tak dikenal terlalu jauh apalagi menggunakan asumsi kita dan jangan terlalu percaya dengan fikiran kita terkait dengan orang tak dikenal tersebut. Sebagai contoh kalian berkenalan dengan orang baru, kalian menilai ia hampir sempurna karena dari penampilan, pekerjaan, repuritasnya baik, kemudian orang tersebut menceritakan bagaimana akhirnya ia tidak di dalam hubungan kembali, yang mestinya kalian pahami adalah berhenti untuk beranggapan jujur, jangan terlalu menafsirkan pikiran kalian terhadap orang tak dikenal tersebut seperti, “kasihan ya dia telah disakiti oleh banyak orang, padahal dia… padahal dia…. Sepertinya dia….” Kalian harus hadir dan menilai pada saat momen sekarang. Lihat langsung bagaimana mereka berinteraksi dan berkomunikasi dengan kalian dan menjadikan validasi akan suatu hal yang ia sampaikan.
Kesesuaian Dan Ketidaksesuaian Yang Sukar Terjadi Ditafsirkan
Siapa sangka bahwasannya Defense Intellegence Agency (DIA) atau badan pertahanan Amerika Serikat juga pernah ada mata-mata tertinggi. Mata-mata itu tak lain dari Kuba, Ana Montes atau ratu Kuba. Ia pertama kali diduga sebagai mata-mata karena adanya kebocoran data CIA yang berasal dari DIA. Melewati beberapa wawancara ia terlihat dengan sangat tenang, santai, menjawab seluruh pertanyaan dengan lancar dan tidak terbata-bata. Hebatnya, ia meruntutkan seluruh kejadian apa yang ia lakukan dengan sesuai semuanya tanpa ada kekurangan. Pada awalnya, semua beranggapan apa yang dituduhkan kepada Montes tidak benar karena memang Montes terlihat jujur. Tentunya dari apa yang dilihat, Montes dapat menyampaikan pernyataannya dengan lancar, tenang dan tidak ada kalimat yang terbata-bata.
Dengan ciri-ciri tersebut, ia menunjukan bahwasannya ia tidak terlibat. Di fikirannku pertama bahwasannya memang ia seorang agen yang telah terlatih untuk menutupi kebohongannya, dan yang kedua kesalahan kita pada umumnya untuk menilai seseorang itu berkata jujur dengan tidak terlihat dirinya terasa terpojok.
Berkebalikan dengan Montes, kasus Amanda Knox kalian juga bisa menonton di Netflix untuk filmnya. Ia dan pacarnya diduga telah membunuh teman sekamarnya, Meredith. Masyarakat menilai bahwasannya ia adalah pembunuh yang berdarah dingin. Pada hari meninggalnya Meredith, Knox diketahui bermesraan dengan pacarnya.
Masyarakat menilai dirinya yang tidak ada belas kasih. Ketika semua orang sedang berduka karena kepergian Meredith, malah Knox mempertontonkan kemesraannya. Masyarakat mengkaitkan mereka ada hubungannya dengan pembunuhan Meredith. Padahal, kenyataannya Knox dan pacarnya tidak ada di tempat pada saat Meredith meninggal.
Yang bisa kita tangkap dari kedua contoh baik Montes dan Knox adalah kesukaran kesesuaian dan ketidaksesuaian. Montes sebenarnya berbohong, ia merupakan seorang mata-mata dari Kuba yang masuk ke dalam DIA, namun ia dianggap jujur karena melewati standar “kejujuran” yang ada di masyarakat, berbicara tenang, runtun, dan tidak berbelit-belit, sebalinya Knox juga jujur bahwasannya ia memang tidak membunuh Meredith, ia tidak ada di tempat, dan tidak bisa dibuktikan DNA nya ada di bagian tubuh Meredith, namun ia dianggap bohong karena tidak melewati standar “kejujuran” yang sebenarnya memahami manusia itu lebih kompleks, karena setiap orang memiliki caranya untuk menyalurkan gembira, kecewa, amarah, dan rasa sedihnya. Knox tidak mempertontonkan kemesraannya, namun ia memeluk pacarnya, melakukan kemesraan untuk membuat dirinya tenang dan tidak kalut akan hal yang menimpa Meredith. Ia sedih dan begitulah cara ia menyalurkan kesedihannya.
Berkaitan dengan kasus Sandra Bland yang terjadi di tahun 2015, Brian juga salah menafsirkan apa yang terjadi dengan Sandra Bland. Awal mulanya, Sandra Bland sedang berjalan keluar dari kampusnya tempat dimana ia telah melakukan wawancara, lalu Brian menghentikan Bland karena tidak menggunakan lampu sen pada saat berbelok. Sandra Bland terlihat grogi pada saat diberhentikan. Menurut keterangan Brian, dari sanalah ia mulai curiga dengan Bland. Percakapan dimulai, Bland tidak menanggapi Brian dengan cukup ramah. Semakin meningkatkan kecurigaan dari Brian. Lalu, Bland mulai merokok dan tidak tenang. Brian tidak terima dengan Bland yang merokok pada saat sedang diberikan penilangan. Brian dengan keras menegur Bland untuk mematikan rokoknya, Bland menolak perintah Brian. Lalu, Brian berteriak dan memaksa Bland untuk turun dari mobilnya. Bland pun menolak, pada akhirnya Bland dipaksa untuk turun lalu dibenturkan ke jalan dan ditangkap dan ditahan dengan dugaan melawan petugas.
Yang kita tidak tahu adalah bahwasannya Bland benar-benar grogi. Kehidupannya sedang tidak baik-baik saja. Permasalahan pekerjaan, hubungan dan juga dia memilki persoalan dengan petugas kepolisian sebelumnya. Sehingga di situlah kenapa ia tidak tenang dan terlihat takut pada saat diberhentikan oleh Brian. Sebaliknya, Brian yang sedikit kaku menjustifikasi bahwasannya Bland bersalah dengan ketidak tenangan, dan perlakuannya yang tidak menurut pada saat disuruh untuk berhenti merokok.
Dari sini, mungkin yang dapat aku sampaikan adalah ketidak sederhanaan untuk memahami orang yang tidak kita kenal. Selain itu, kita tetap rendah diri dan waspada dalam menilai orang yang tidak dikenal. Buku ini menurutku seru karena memberikan kisah-kisah nyata sehingga kita dalam terbawa alur dan mengkaitkan dengan apa yang disampaikan oleh si penulis. Selamat membaca! (8.7/10).
Commentaires