top of page

“IKIGAI” – Gaya Hidup Yang Dapat Ditiru




Hai teman-teman! Sebelum aku membahas mengenai ikigai, seperti biasa aku akan menanyakan kabar kalian terlebih dahulu. Bagaimana hari ini kabarnya? Semoga kalian sehat selalu ya dimanapun kalian berada! Kali ini aku akan berbagi beberapa gaya hidup yang dapat ditiru melalui ikigai. Nah, kalian sendiri pasti bertanya-tanya; apa sih ikigai itu? Gaya hidup seperti apa?


Aku akan menjawabnya satu persatu di dalam tulisanku ini. Pertama, aku tahu ikigai dari buku internasional bestseller yang berjudul “ikigai” yang ditulis oleh Hector Garcia dan Francesc Miralles. Buku tersebut merupakan buku terjemahan dari Bahasa inggris yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Renebook, sebanyak 232 halaman dan seharga Rp 90.500,00 (Sembilan Puluh Ribu Lima Ratus Rupiah) dengan synopsis

Merasa lelah dengan hidupmu dan ingin lebih Bahagia serta panjang umur? Pertama dan utama, jangan percaya omongan motivator! Kesuksesan dan kebahagiaan hidup tak semudah itu. Cobalah resep hidup Bahagia orang Jepang yang sudah terbukti ini: Ikigai! Orang Jepang percaya, setiap manusia memiliki ikigai-nya sendiri-sendiri, yakni alasan kita hidup di dunia ini. semacam tugas kehidupan yang membuat kita selalu semangat menjalani hidup, apapun kondisinya. Maka, tak heran menurut data WHO, Ikigai telah membuat bangsa Jepang masuk dalam deretan manusia dengan rata-rata harapan hidup tertinggi di dunia dan Bahagia


1. Teruslah Aktif Dan Menemukan Ikigai Kalian!


Mungkin teman-teman pernah mendengar atau mengatakan, “aku tidak tahu harus apa lagi” atau “aku tidak suka dengan kerjaanku ini, bukan sesuatu yang aku sangat suka” menjawab persoalan yang terdapat di dalam kalimat tersebut, ikigai -lah solusinya. Ikigai berasal dari Bahasa Jepang yang artinya, “hal apa yang kita sukai.” Hal yang teman-teman lakukan tanpa terkecoh dengan distraksi yang telah mencapai “flow” atau mengalir.


Contohnya, ketika seorang sangat suka melakukan aktivitas menggambar, berjam-jam ia luangkan untuk menggambar tidak memperdulikan jika handphonenya berdering, ada notifikasi pesan dari pacarnya masuk atau ada aktivitas lain yang menyebabkannya ia meninggalkan aktivitas yang sedang ia lakukan. Nah setelah sampai di sini, bagaimana? Apakah teman-teman sudah tahu apa ikigai kalian masing-masing?


Tidak sedikit yang akan bertanya bagaimana kalau aku belum tahu ikigai aku nih? Tidak jadi masalah, cobalah banyak hal yang ada untuk menemukan ikigai kalian masing-masing, jangan terpaku dengan satu hal saja. Misalkan, aku merasa waktu sangat cepat berlalu jika aku menulis di blogku, aku tidak akan terdistraksi dengan sosial media seperti Instagram dan yang lainnya karena aku memiliki target untuk menyelesaikan tulisanku serta tidak menjadi suatu beban bagi diriku jika harus menghabiskan waktu berjam-jam. Ikigai sendiri tidak datang secara tiba-tiba, sebelumnya banyak aktivitas yang aku cari dan coba untuk mengetahui dimana hasrat dan ketertarikanku berada. Mulailah untuk menjadi aktif, mencoba berbagai hal baru namun positif.


Tidak dapat dipungkiri memang, tinggal di zaman yang serba cepat dan diperlukan multi-tasking, hal tersebut sebenarnya mempengaruhi kita untuk mendapatkan banyak distraksi sehingga kita tidak secara efektif melakukan suatu aktivitas hal tersebut berpengaruh untuk meningkatkan fokus kita dalam melakukan suatu aktivitas yang kita sukai. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peluang mencapai keadaan mengalir atau “flow” agar terhubung dengan ikigai kita:

  • Jangan melihat layar apapun selama jam pertama anda bangun pagi dan satu jam sebelum anda tidur

  • Matikan telfon sebelum anda meraih flow

  • Tetapkan suatu hari dalam seminggu untuk puasa teknologi kecuali hanya untuk membaca ebook

  • Pergi ke kafe yang tidak menyediakan wifi

  • Membaca dan menanggapi email hanya sekali atau dua kali sehari

  • Cobalah teknik podomoro: gunakan alarm penghitung waktu atau kitchen timer, lalu berkomitmen hanya mengerjakan satu tugas selama timer berjalan. Teknik podomoro merekomendasikan 25 menit kerja dan 5 menit istirahat untuk setiap siklus

  • Mulailah sesi kerja dengan kegiatan yang anda sukai dan akhiri dengan sebuah penghargaan untuk diri anda

  • Latih pikiran anda untuk kembali saat sekarang

  • Bekerjalah di tempat anda tidak akan terganggu

  • Bagilah setiap aktivitas ke dalam kelompok tugas yang berkaitan, dan tetapkan masing-masing kelompok tugas tempat dan waktu sendiri.

  • Gabungkan tugas rutin, seperti mengirim faktur, membuat panggilan telepon, dan sebagainya

Dari penjelasanku di atas, ternyata menemukan ikigai merupakan salah satu manfaat bagi diri kita untuk mencegah penuaan dan memperlama hidup kita. Percaya atau tidak, di dalam buku Ikigai memberikan contoh nyata beberapa orang yang seharusnya telah pensiun dari pekerjaannya namun tetap masuk kerja dan beranggapan dirinya masih bekerja. Kenapa? Karena mereka sangat mencintai pekerjaan mereka. Menjadi aktif merupakan hal yang membuat kita lebih awet muda dan memperpanjang usia kita, tentunya kita banyak bergerak, menggunakan otak kita untuk berfikir, berinovasi sehingga membantu sel-sel di otak kita terurai dan mencegah pikun.


2. Mensana In corpora Sano


Yap, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. selain teman-teman menemukan ikigai, teman-teman juga harus memperdulikan kesehatan baik secara jiwa maupun rohani.


  • Kesehatan fisik

Belajar dari penduduk Okinawa, menjaga pola makan yang hanya 80% dari kapasitas 100%. Penduduk Okinawa akan berhenti makan apabila merasa akan sudah kenyang, jadi tidak merasa kenyang lalu berhenti. Kenapa penduduk Okinawa melakukan hal tersebut? jawabannya adalah agar tidak merasa mengantuk. Kenapa menghindari rasa mengantuk padahal hal tersebut sangatlah wajar? Kita merasa mengantuk karena disebabkan terjadinya pembakaran di dalam tubuh. Pembakaran tersebut menyita banyak oksigen sekitar 20 sampai dengan 40 persen sehingga tubuh akan bereaksi dengan cara menguap yang dilakukan untuk menarik oksigen sebanyak-banyaknya lewat mulut. Namun, sadarkah kalian bahwasannya setelah kalian merasa kenyang menjadikan kalian mengantuk dan malas melakukan aktivitas? Ya, malas merupakan hal utama yang dihindari apabila merasa kenyang dan mengantuk. Selain pola makan juga, yang perlu diperhatikan oleh tubuh kita adalah berapa banyak kita menghabiskan waktu untuk duduk di kursi? Sama seperti aku, bekerja selama 8 jam, banyak meluangkan waktu duduk jika memang tidak ada tugas di luar kantor namun, ternyata setelah aku mempelajari buku Ikigai, duduk terlalu lama tidak baik bagi kesehatan.



“Metabolism melambat 90 persen setiap 30 menit duduk. Enzim yang memindahkan lemak jahat dari arteri ke otot anda-tempat ia bisa terbakar-melambat. Setelah dua jam duduk, kolestrol baik akan turun 20 persen, sekedar bangun, berdiri dari kursi selama lima menit, akan bisa mengembalikan proses yang melambat itu”



kalimat tersebut disampaikan oleh Gavin Bradley seorang direktur organisasi internasional yang berdedikasi untuk membangun kesadaran bahwa duduk sepanjang waktu sangat berbahaya untuk kesehatan. Hal tersebut masih aku terapkan dalam kehidupan sehari untuk bergerak jika sudah duduk paling lama sekitar 1 jam. Selain itu, banyak duduk juga mendorong diri kita untuk mengemil. Jadi, upayakan untuk bangkit ya teman-teman jika duduk terlalu lama atau bisa menggunakan teknik podomoro sebagaimana telah disampaikan di atas.


Tentunya untuk kesehatan fisik dianjurkan untuk berolahraga dan memiliki kualitas tidur yang baik. Tidak usah berolahraga yang berat seperti angkat beban, kalian bisa dengan olahraga yang mudah dan tidak mengeluarkan biaya yaitu jalan kaki atau lari. Kualitas tidur tentunya harus diperhatikan, karena tentunya tubuh kita perlu beristirahat juga. melansir dari Kementerian kesehatan, waktu tidur ideal yang disarankan berdasarkan usia; remaja usia 14 sampai dengan 17 tahun membutuhkan waktu tidur sebanyak 8 sampai dengan 10 jam per hari, dewasa muda usia 18 tahun sampai dengan 25 tahun membutuhkan waktu tidur sebanyak 7 sampai dengan 9 jam per hari, dewasa usia 26 tahun sampai dengan 64 tahun membutuhkan tidur sebanyak 7 sampai dengan 9 jam perhari, dan lansia usia di atas 65 tahun membutuhkan waktu tidur sebanyak 7 sampai dengan 8 jam perhari.

  • Kesehatan Mental

Relience atau resiliensi adalah kemampuan untuk menghadapi kemunduran. Semakin Tangguh kita, semakin mudah untuk bangkit dan kembali pada apa yang memberi makna bagi kehidupan kita. Kerap kaitannya dengan pemikiran stoikisme yang berpusat pada gagasan bahwa tidak ada yang salah dengan menikmati kesenangan hidup selama kesenangan itu tidak mengendalikan hidup kalian. Saat kalian menikmatinya, maka kalian juga harus siap bila kesenangan itu hilang.


Apahkah kalian pernah membaca buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring? Dimana pada inti besarnya, stoik mengajarkan untuk kita berfikir hal terburuk yang akan terjadi, kenapa begitu? Kita dituntut untuk berfikir positif akan suatu hal, namun kita tidak boleh berfikir negatif akan suatu hal, padahal sebenarnya jika kita berfikir negatif kita telah mengantisipasi dengan apa yang akan terjadi dan reaksi kita seperti apa. kedua, selain mempersiapkan hal yang terburuk kita juga diajarkan untuk memisahkan mana yang bisa kita control dengan apa yang tidak bisa kontrol, misalkan seorang membicarakan hal buruk tentang kita, kita tidak bisa kan agar orang lain untuk tidak membicarakan hal buruk tentang kita melainkan yang dapat kita berikan reaksinya adalah menerima atau mengabaikan apa yang disampaikan.


Selain berfikir stoik, untuk meningkatkan resiliensi adalah menyadari saat untuk hidup. Atau kita harus mengingat bahwa segala yang eksis adalah saat ini, dan saat ini adalah satu-satunya yang dapat kita kendalikan. Jadi, daripada kita mengkhawatirkan masa lalu atau masa depan, kita harus menghargai saat ini dan sekarang. Mungkin sebagai sedikit pengingat yang sampai sekarang pun masih aku coba terapkan, semua yang kita miliki dan semua orang yang kita cintai akan hilang pada suatu waktu. Selain dari stoikisme yang dianjurkan, untuk kesehatan mental yang lainnya adalah hindari Stress, banyak orang yang tampak lebih tua dibandingkan usia mereka. “kita harus belajar mematikan autopilot yang mengarahkan kita ke lingkaran yang tak berujung. Kita semua pasti punya kenalan yang hobil ngemil saat berbicara di telepon atau menintin berita. Jika anda bertanya apakah di telur dadar yang mereka makan ada bawangnya, mereka pasti tidak tahu,” kata Roberto Alcibar yang meninggalkan gaya hidup serba cepat untuk menjadi isntruktur mindfulness setelah sakit melemparkannya ke dalam periode stress akut. Salah satu cara untuk mencapai keadaan mindfulness adalah melalui meditasi yang membantu menyeleksi informasi yang sampai kepada kita dari dunia luar.



3. Menerapkan Konsep Wabi-sabi dan ichi-go ichi-e

Wabi-sabi adalah konsep Jepang yang menunjukan kepada kita keindahan alam yang mengapung, berubah dan tidak sempurna di sekitar kita. Hal ini memang terbalik daripada umumnya, dimana kita selalu mencari kesempurnaa dan tidak menginginkan kecacatan namun kita justru dianjurkan untuk mencari keindahan di dalam hal-hal yang cacat dan tidak lengkap.


Ichi-go ichi-e yuang artinya saat ini hanya datang hadir sekarang dan tidak datang lagi. Jadi dalam hal ini, penting bagi kita untuk menghargai setiap hal/momen yang sedang terjadi pada saat sekarang. Contoh, kita sedang ada pertemuan, pada saat pertemuan tersebut kita harus menghargai, membuang apa yang akan terjadi, masa depan dan lainnya, dan hanya menikmati pada saat apa yang kita jalani. Karena, apa yang terjadi pada saat ini belum tentu akan terjadi di kemudian harinya. Sama seperti, kita melakukan aktivitas berulang setiap harinya namun setiap hari tidak akan sama, contoh kita membuka mata sekitar 8 detik setelah alarm berbunyi, keesokan harinya tidak akan sama kita membuka mata sekitar 8 detik setelah alarm berbunyi walaupun kejadiannya sama, dimana kita membuka mata setelah mendengar alarm berbunyi.


Secara garis besar, poin tersebut yang aku ingin sampaikan. Buku Ikigai aku rekomendasikan untuk kalian baca dalam hal meningkatkan pengetahuan dan juga kebiasaan hidup. Sejujurnya, poin-poin yang aku sampaikan belum sepenuhnya aku terapkan dan masih dalam proses pembelajaran. Akhir kata aku tutup dengan kalimat yang dikutip dari buku Antifragule karya Nassim Nicholas Taleb



“Kita membutuhkan keacakan, kekacauan, petualang, ketidakpastian, penemuan diri, dan episode traumatis, semua hal yang membuat hidup ini layak dijalani”


Selamat beraktivitas dan semoga hari kalian menyenangkan!


Comments


Post: Blog2_Post

©2018 by ItsHoliness. Proudly created with Wix.com

bottom of page